My status

Rabu, 28 Desember 2011

Catatan Spontanitas - SIHIR SIHIR TEKNOLOGI

it's an information blog



Kehidupan dinamis kawula muda memang sukar ditebak. Seiring dengan menggeliatnya glamour dunia, majunya dunia pengetahuan, maka berefek pula pada dinamika kehidupan.

Pada zaman ibu saya remaja, ditahun 1960-an, orang tua begitu ketakutan kalau anaknya di apelin cowok . saat si cowok datang bertamu, buru-buru anaknya disuruh pergi (boro-boro duduk ngobrol berduaan diruang tamu dan keluyuran) yang ada, si cowok di hadapi oleh ortunya si cewek, ditanya detail darimana, ada maksud apa? Kalau jelas maksud kedatangannya, maka buru-buru sicowok diminta bawa keluarganya untuk menikahi anaknya.

Bahkan pada beberapa daerah, tersebutlah tradisi menyiapkan sapu tangan putih dimalam pertama mereka menikah, kalau ada darah tanda keperawanan, maka bergembiralah sisuami dan keluarganya, jika tak ada darah itu, maka esoknya si wanita dipulangkan untuk di talaq oleh suaminya.

Begitu berharganya virginitas pada masa itu, sehingga orang tua pun saling memperketat penjagaan anak-anak perempuan mereka, hal yang sangat bagus sekali selaras dengan ajaran agama Islam agama yang mulia yang menjaga kesucian kaum wanita. Walau pada masa itu, kebanyakan orang tua belum memahami makna bagaimana menjaga anaknya dengan menutupi aurat pada tubuhnya.

Setidaknya ada point yang kita petik, bahwa budaya timur (Indonesia khususnya) banyak mempunyai keselerasan dalam Islam dalam hal menjaga buah hati mereka khususnya anak-anak perempuannya.

Pada masa itu, hampir rata – rata pernikahan dilandasi tanpa cinta, tanpa saling mengenal, hanya dari perjodohan antar orang tua semata, walau sebagian ada yang sudah berteman dari sejak kecil, namun hanya sedikit saja mereka yang berumah tangga dengan melalui binar-binar cinta.

Seiring bergesernya zaman, dan masuknya budaya-budaya barat, eropa yang dibawa para penjajah dinegeri kita, terjadilah pergeseran norma, apalagi pasca merdekanya dunia teknologi, masuknya kemudahan komunikasi, anak-anak sejak SD sudah berbekal HAPE, LAPTOP, dan sarana-sarana informasi lainnya. Untuk mengakses bagaimana budaya barat sudah tak perlu lagi ke LA, cukup klik dan ketik satu kata kunci, maka Mbah google pun memandu dengan detail, mengungkap dan memberikan masukan informasi apa yang dia maui, maka virus pun menyebar, kuman berkembang biak, dan terjangkitlah penyakit ditengah masyarakat kita.

Saya teringat pada tahun 1990-an, pada masa itu beredarlah yang namanya video, dimana-mana orang membuka rental kasetnya, dari filem anak-anak semisal google V, GABAN, POLIMAR sampe ZABOGAR , beredar pula filem-filem “unyil” yang menjijikan. Sampai tibanya masa video tergeser oleh LASER DISC, mulai lebih parah lagi, sebab laser disc ini tak bisa disensor oleh BSF yang ketika itu sudah terbentuk dengan nama LSF (Lembaga sensor filem). Mulailah berbondong-bondong masuk ibarat air bah filem-filem tanpa sensor. Racun semakin parah. Pasca itu maraklah VCD, semakin mudah didapat, rental berjamuran , karena VCD ini mudah digandakan cukup dengan PC plus software burning, CD-RW dan filem master serta keeping VCD kosong, maka mudah digandakan.

Sekitar tahun 1995 akhir berkembanglah teknologi internet merambah masuk, kemudian di 1997-an akhir keluar dunia HAPE, masih minim fiturnya, berkembang hingga semakin canggih, maka virus kini mulai berwujud menjadi musuh nyata, ketika warnet sudah disekat dengan layar menghadap tembok, maka apa yang dilakukan seseorang disana hanya Allah-lah dan dia yang mengetahuinya. Anak SD mulai masuk warnet, dan kini bebas sampai jam berapa saja, bahkan para pengusaha warnet pun menutup mata untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari bisnis mucikarinya.

Saya punya pengalaman mengecek histori pengguna warnet saat saya melakukan service ditempat kawan, dari 15 komputer yang digunakan, di historinya semua computer tercantum digunakan untuk mengakses hal-hal mesum, wal’iyadzubillah ..

Anda dan saya kini tak mampu menutup mata, apa yang dulu tabu dilakukan, maka kini mudah dijumpai, adik-adik muda kita sudah tidak riskan bergandengan tangan, berpelukan erat dimotor (NAPLOK), bahkan memadu kasih disisi jalan raya, tak dinyana sama sekali, seolah-olah mereka adalah pasangan suami istri.

Berkendara berdua jarak jauh, nginep, bahkan tidur 1 kamar dihotel dengan alasan menghemat dana. Wanitanya sudah tak malu lagi maen kerumah pria, bahkan masuk kekamarnya. Orang tua sudah tidak lagi pusing bahkan mereka pergi meninggalkan sang anak berduaan, ketika ditegur "AH KAYAK KAMU GAK PERNAH MUDA AJAH" Gileeeeeee ajeeeeee , masa mudanya masa sih masa berzina ? Astaghfirullah..

Kalau dulu didapati peribahasa, MALING PUN TAK MAU ANAKNYA MENJADI MALING / COPET
tapi kini : IBU BAPAK YANG BAIK RIDHO ANAKNYA MENJADI BEJAT !!

Bahkan sebagian kawula muda berkata : PACARAN TANPA CIUMAN IBARAT SAYURAN TANPA GARAM, gileee Boss !!
Astaghfirullah ...

Bahkan ditemui beberapa kasus, orang tua tak lagi berkenan anaknya memakai jilbab, takut susah kawin dan ga laku-laku katanya ... Masya Allah, kebodohan sudah begitu merajalela rupanya ..dan ini PR kita

Inilah fakta, ini realita, ...
Adakah dari diri kita yang bisa melakukan sesuatu untuk mengatasi minimal mengingatkan bahaya ini ?
Sungguh, sihir – sihir teknologi telah berubah dari sebuah virus menjadi bahaya nyata !!
Sebuah bahan tafakkur buat kita semua…. Berbisnis boleh saja, tapi timbanglah dengan timbangan yang haq, buka warnet silahkan saja, tapi hadapkanlah layarnya pada ADM nya, kira-kira bakal laku engga ya warnet semisal ini dikalangan ABG (ANGKATAN BABE GUE) dan anak muda?

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More